TUMPEK LANDEP Bagi Civitas Akademika STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
- Senin, 24 Februari 2025
- TumpekLandep STAHDS DarsanaTV
- Media Berita
- 0 komentar
Darsana TV, Roviga Sabtu 22 Februari 2025 civitas akademika STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah melaksanakan Persembahyangan Tumpek landep di Pura Agung Saraswati STAH DS. Menurut Mangku Alit Dr. I Nyoman Suparman, ST., M.Si mengatakan bahwa Tumpek landep dimaknai hari suci untuk mempertajam buddhi, jnana, intuisi batin, kesadaran, dan kecerdasan spiritual. Mempertajam itu tidak cukup hanya beritual. Dalam tantra Kadyatmikan, ada api rahasia (gni rahasya) yang dapat digunakan mempertajamnya. Api ini berdiam dalam diri dan rahasia tempatnya. Saking rahasianya, jarang orang mengetahuinya. Terlebih mengolahnya dalam laku. Api ini disebut I Meme (Ibunta). Ia berdiam di tungku api pusar tubuh. Jalanya api ini selalu naik. Jika diolah, ia naiknya lebih deras melalui Sanghyang Trinadi. Tetapi, ada banyak jalur api melewati nadi. Ucap sastra ada puluhan ribu nadi. Tetapi, ia akan bermuara pada kepala sebagai intinya windu. Sebab di kepala berdiam I Bape (bapanta) dalam wujud air suci rahasia (tirtha amertha). Jika hendak mempertajam semua itu tadi, api rahasia harus dinaikan agar bisa membakar wadah air suci di kepala. Maka akan muncul asap atau uap yang panas. Asap ini akan memenuhi otak. Sehingga, idhep atau pikiran menjadi tersucikan. Asap akan menuju lubang jantung. Pada jantung ia menyucikan perasaan, dan emosi apapun. Asap kembali turun hingga memenuhi pusar menyucikan energi kita. Selanjutnya, asap keluar dari kening di antara kedua alis (selengin lelata). Konon, api itu muncul seperti kunang-kunang (gni sakunang). Manunggalah I Meme dan I Bapa sehingga bayu (energi), sabda (emosi), dan idhep (pikiran) menjadi tersucikan/selaras. Ketika kita bisa melewati peta perjalanan api rahasia tadi, kita dikatakan manusa sakti siddhi adyatmika. Yakni, manusia yang memiliki ketajaman buddhi, jnana, intuisi batin, kesadaran, dan kecerdasan spiritual. Demikianlah tantra, selalu mengarahkan kita meritualkan tubuh. Sebab tidak cukup kita mengandalkan ritual yang di luar diri. Rahajeng rahina suci tumpek landep, momen menyalakan api rahasia dalam diri.
Selanjutkan ketua STAH Dharma Sentan Sulawesi Tengah Dr. I Ketut Suparta, ST., M.Si menyampaikan bahwa Hari Tumpek Landep adalah hari raya umat Hindu untuk menghormati dan menyucikan benda-benda logam, khususnya senjata dan alat-alat kerja. Hari raya ini dirayakan setiap 210 hari sekali, berdasarkan kalender Bali. Tumpek Landep dapat menjadi momentum untuk:
- Meningkatkan kesadaran akan pentingnya teknologi dan ilmu pengetahuan, Benda-benda logam yang disucikan pada hari Tumpek Landep dapat dimaknai sebagai simbol teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Civitas akademika dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya teknologi dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, serta mendorong pengembangan dan inovasi di bidang tersebut.
- Menjaga keseimbangan antara teknologi dan spiritualitas, Teknologi dan ilmu pengetahuan dapat memberikan manfaat besar bagi kehidupan manusia, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak. Tumpek Landep dapat menjadi pengingat untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan spiritualitas, serta memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kebaikan dan kemajuan manusia.
- Menghormati dan melestarikan budaya Bali, Tumpek Landep adalah salah satu tradisi budaya Bali yang kaya akan nilai-nilai luhur. Civitas akademika dapat memanfaatkan momentum ini untuk lebih memahami dan menghormati tradisi budaya Bali, serta berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan budaya daerah.
- Mempererat tali silaturahmi antar civitas akademika, Perayaan Tumpek Landep dapat menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar civitas akademika STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Melalui kegiatan bersama, seperti seminar, workshop, atau acara keagamaan, civitas akademika dapat saling berinteraksi, bertukar pikiran, dan memperkuat rasa persaudaraan.
Secara keseluruhan, Tumpek Landep adalah hari raya yang memiliki makna mendalam bagi umat Hindu, termasuk bagi civitas akademika STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya teknologi dan ilmu pengetahuan, menjaga keseimbangan antara teknologi dan spiritualitas, menghormati dan melestarikan budaya Bali, serta mempererat tali silaturahmi antar civitas akademika.
Selanjutnya pengempon Pura Sugiarti, S.Pd., M.Ag mengatakan bahwa Hari Raya Tumpek Landep adalah hari raya umat Hindu untuk menghormati dan menyucikan benda-benda logam, khususnya senjata dan alat-alat kerja. Hari raya ini dirayakan setiap 210 hari sekali, berdasarkan kalender Bali. Makna Tumpek Landep bagi umat Hindu adalah sebagai berikut:
- Simbol Ketajaman Pikiran: Kata "landep" dalam Tumpek Landep berarti tajam. Hari raya ini dimaknai sebagai momentum untuk menajamkan pikiran, meningkatkan kecerdasan, dan memperkuat daya ingat. Dengan pikiran yang tajam, manusia diharapkan dapat berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
- Penghormatan kepada Sang Hyang Pasupati: Dalam mitologi Hindu, Sang Hyang Pasupati adalah dewa yang menguasai segala jenis senjata dan alat kerja. Tumpek Landep merupakan wujud penghormatan kepada Sang Hyang Pasupati atas karunia-Nya berupa benda-benda logam yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
- Ucapan Syukur atas Kemajuan Teknologi: Benda-benda logam yang disucikan pada hari Tumpek Landep tidak hanya senjata tradisional, tetapi juga alat-alat modern seperti kendaraan, mesin, dan peralatan elektronik. Hal ini menunjukkan bahwa Tumpek Landep juga merupakan wujud syukur atas kemajuan teknologi yang telah memudahkan kehidupan manusia.
- Pengingat untuk Menggunakan Teknologi dengan Bijak: Teknologi dapat memberikan manfaat besar bagi kehidupan manusia, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak. Tumpek Landep menjadi pengingat bagi umat Hindu untuk selalu berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan teknologi, serta memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kebaikan dan kemajuan manusia.
- Pelestarian Budaya Bali: Tumpek Landep adalah salah satu tradisi budaya Bali yang kaya akan nilai-nilai luhur. Hari raya ini menjadi momentum penting bagi umat Hindu untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Bali, serta mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus.
Secara keseluruhan, Tumpek Landep adalah hari raya yang memiliki makna mendalam bagi umat Hindu. Hari raya ini tidak hanya sekadar ritual penyucian benda-benda logam, tetapi juga merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketajaman pikiran, menghormati Sang Hyang Pasupati, mensyukuri kemajuan teknologi, menggunakan teknologi dengan bijak, dan melestarikan budaya Bali.
Artikel Terkait

Tirta Yatra & Bhakti Sosial di Pura Ulun Suwi Jagat Batu Kapal Balinggi Kab. Parigi Moutong
Kamis, 06 Maret 2025

KERJASAMA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TATA KELOLA ANTARA STAH DS & UHNI DENPASAR BALI
Jum'at, 14 Februari 2025

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) Melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
Rabu, 06 November 2024

Webinar Nasional Darsana TV PERFILIMAN DAN JURNALISTIK: Transformasi Peran Mahasiswa Dari Reporter Lapangan Akan menjadi Content Creator Multimedia Dan Film
Rabu, 16 Oktober 2024

DHARMA YATRA DOSEN-DOSEN DAN MAHASISWA STAH DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH
Jum'at, 20 September 2024